Jumat, 08 Desember 2017

UPAYA MEMPERTAHANKAN ERGONOMI PADA POSISI BERBARING, DUDUK, BERDIRI, DAN BERJALAN.

UPAYA MEMPERTAHANKAN ERGONOMI PADA POSISI BERBARING, DUDUK, BERDIRI, DAN BERJALAN.
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)
Pengampu: Rahmad Wahyudi, S.Kep., Ns.,MAP.,M.Kep
Disusun Oleh:
Anggota Kelompok 4
Aida Yudia                           (16142010005)
Faizatul Camalia                   (16142010013)
Imam Bukhori H                   (16142010017)
Luknan Haris                        (16142010018)
Maftubatul Hasanah             (16142010020)
Qurrotul A’yun                     (16142010030)
Sahirol                                   (16142010036)
Syahrisal Yulianto                 (16142010039)
Ummu Kulsum                      (16142010041)
Urip Hidayatullah                 (16142010042)
Nur Laili Alfin                      (16142010134)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDIA HUSADA MADURA
2017

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan  puja dan  puji syukur kehadirat-Nya  yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami yang telah memberikan kesehatan jasmani da rohani sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Upaya Mempertahankan Ergonomik Pada Posisi Berbaring, Duduk, Berdiri, dan Berjalan ini dengan lancar. Sholawat serta salam  tak  lupa kami curahkan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh rahmat ini.
Makalah ini untuk memenuhi tugas kami serta bertujuan untuk membantu kami dalam memahami materi juga dalam rangka memperluas wawasan dan intelektualitas kami serta pembacanya. Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, petunjuk, saran serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Rahmad Wahyudi, S.Kep., Ns.,MAP.,M.Kep selaku yang telah memberikan kepercayaan pada penulis untuk menyusun makalah ini.
2.      Keluarga yang telah memberikan bantuan, saran, serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
3.      Rekan-rekan yang selalu memberikan suport dan masukan selama pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu, adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari kesempurnaan penulis dimasa depan.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat ataupun inspirasi untuk para pembaca dan dapat menjadi tambahan ilmu serta pedoman untuk melakukan penelitian yang lebih luas.
Bangkalan, 25 Oktober 2017

Penulis                        

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................
1.4 Manfaat....................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ergonomi....................................................................................
2.2 Tujuan Ergonomi......................................................................................
2.3 Ruang Lingkup Ergonomi........................................................................
2.4 Manfaat Ergonomi...................................................................................
2.5 Sikap Berbaring........................................................................................
2.6 Sikap Duduk............................................................................................
2.7 Sikap Berdiri............................................................................................
2.8 Sikap Berjalan..........................................................................................
BAB 3 ROLE PLAY................................................................................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................................
4.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
                 Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic.
                 Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek.  Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri.
                 Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomic dan penerapannya.
1.2 Rumusan Masalah
             1.     Apa yang dimaksud ergonomi?
             2.     Apa tujuan ergonomi?
             3.     Apa saja ruang lingkup ergonomi?
             4.     Apa saja manfaat ergonomi?
             5.     Bagaimana sikap tubuh dalam bekerja?
             6.     Bagaimana sikap berbaring?
             7.     Bagaimana sikap duduk?
             8.     Bagaimana sikap berdiri?
             9.     Bagaimana sikap berjalan?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Ergonomi
1.3.2 Tujuan Khusus
                                1.      Mengetahui definisi ergonomi
                                2.     Mengetahui tujuan ergonomi
                                3.     Mengetahui ruang lingkup ergonomi
                                4.     Mengetahui manfaat ergonomi
                                5.     Mengetahui sikap tubuh dalam bekerja
                                6.     Mengetahui sikap berbaring
                                7.     Mengetahui sikap duduk
                                8.     Mengetahui sikap berdiri
                                9.     Mengetahui sikap berjalan
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai masalah ergonomi ditempat kerja.
2. Sebagai sarana informasi bagi pekerja dan perusahaan untuk lebih memperhatikan tentang masalah ergonomi ditempat kerja.











BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor manusia seoptimal-optimalnya. (Dr. Suma’mur P.K, M.Sc : 1989 hal 1 ). Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.
Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi, menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat, menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-masalah ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari pemasaran.
Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to the worker”. Ergonomi juga bertujuan  sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya. (ILO)

2.2  Tujuan Ergonomi
                        Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
Adapun tujuan penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja
2. Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesame pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system kebersamaan dalam tempat kerja.
3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.

2.3 Ruang Lingkup Ergonomi
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
1. Tehnik
2.  Fisik
3.  Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
5. Sosiologi
6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot
7. Desain, dll

2.4 Manfaat Ergonomi
1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2. Menurunnya kecelakaan kerja.
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4. Stress akibat kerja berkurang.
5. Produktivitas membaik.
6. Alur kerja bertambah baik.
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8. Kepuasan kerja meningkat

2.5 Sikap Berbaring
                 Posisi klien penting telentang (dorsal RACKBIKE — tergeletak di belakang), rawan (berbaring pada perut), Sims' (semi-rawan-berbaring di samping [biasanya kiri] — dengan atas lutut tertekuk), Fowler di (tergeletak di belakang, dengan kepala tinggi), lutut-dada atau genupectoral (berbaring di lutut, dengan dada beristirahat di tempat tidur), dorsal lithotomy (tergeletak di belakang, dengan kaki di sanggurdi), dan lateral (berbaring di samping). Posisi telentang dapat dimodifikasi dengan menekuk lutut dan menempatkan kaki datar di tempat tidur. Trendelenburg's (posisi kepala-down — berbaring dengan kepala lebih rendah dari kaki)-digunakan untuk mengobati sengatan, dengan mempromosikan aliran darah ke otak. Posisi ini juga digunakan untuk beberapa bagian dari postural drainase, untuk membantu mengeringkan sekresi dari segmen paru-paru. Posisi terbalik Trendelenburg dapat digunakan untuk meningkatkan tabung pakan dan sebagai prosedur darurat untuk membantu menghentikan pendarahan di cedera kepala (Lihat bab 43). Dua lainnya, kurang posisi umum digunakan adalah posisi berdiri diubah (berdiri sementara membungkuk ke depan), dan posisi yang digunakan untuk pungsi lumbal.

       Posisi Tidur yang benar                                   Posisi tidur yang salah
2.6 Sikap Duduk
     Tulang punggung merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan sangat besar dalam menjaga kestabilan tubuh. sebagian besar aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dalam posisi duduk, sehingga penting untuk mengetahui posisi tubuh saat duduk yang benar untuk menjaga kesehatan tulang punggung 
Posisi Duduk Yang Benar :
1. Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu ke belakang. Paha menempel di dudukan  
kursi dan bokong harus menyentuh bagian belakang kursi. Tulang punggung memiliki bentuk yang sedikit melengkung ke depan pada bagian punggung, sehingga dapat diletakkan bantal untuk menyangga kelengkungan tulang punggung tersebut.
2. Pusatkan beban tubuh pada satu titik agar seimbang. Usahakan jangan sampai membungkuk. Jika diperlukan, kursi dapat ditarik mendekati meja agar posisi duduk tidak membungkuk.
3. Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut hingga sejajar dengan pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki.
4. Jika dudukan kursinya terlalu tinggi, penggunaan pengganjal kaki juga membantu menyalurkan beban dari tungkai.
5. Jika ingin menulis tanpa meja, gunakanlah pijakan di bawah kaki namun posisi kaki tetap sejajar dengan lantai. Akan tetapi hal ini sebaiknya tidak dilakukan terlalu lama karena akan membuat tulang ekor menahan sebagian beban yang berasal dari paha.
6. Usahakanlah istirahat setiap 2 jam sekali dengan cara berdiri, peregangan sesaat, atau berjalan-jalan di sekitar ruangan untuk mengembalikan kesegaran tubuh agar dapat tetap berkonsentrasi dalam belajar 
7. Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk mengistirahatkan lengan dan siku. Jika diperlukan, dapat menggunakan sandaran tangan untuk membantu mengurangi beban pada bahu dan leher anda agar tidak mudah lelah.
8. Jika ingin mengambil sesuatu yang berada disamping atau di belakang, jangan memuntir punggung. Putarlah keseluruhan tubuh sebagai satu kesatuan.  
Posidi duduk yang benar                         Posisi duduk yang salah

2.7 Sikap Berdiri
Ketika mengangkat, berjalan, atau melakukan kegiatan tubuh, keselarasan tubuh yang tepat penting untuk menjaga keseimbangan. Ketika tubuh seseorang di alignment yang benar, Semua otot bekerja sama untuk gerakan paling aman dan paling efisien, tanpa ketegangan otot. Peregangan tubuh setinggi mungkin menghasilkan keselarasan. Ini dapat dicapai melalui tepat postur (Lihat rajah 48-2). Ketika berdiri, berat badan sedikit ke depan dan didukung di bagian luar kaki. Sekali lagi, kepala tegak, punggung lurus, dan perut terselip in. (ingat bahwa klien tempat tidur harus di sekitar posisi yang sama sebagai jika dia berdiri [Gbr 48-3].)
2.9 Sikap Berjalan
Berjalan kaki adalah salah satu latihan fisik benturan ringan yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain bisa memperbaiki suasana hati, berjalan kaki juga membantu mengatasi depresi. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat obesitas di negara-negara yang penduduknya biasa berjalan kaki lebih rendah daripada negara-negara yang penduduknya mengandalkan mobil sebagai sarana transportasi. Cara berjalan yang baik adalah:
1. Biasakan berjalan dengan tubuh yang tegak. Walaupun setiap orang memiliki cara berjalan yang unik, ada sikap tertentu yang banyak orang lakukan saat berjalan, terutama dalam hal postur tubuh. Biasakan berjalan dengan punggung tegak dan mengangkat dagu agar sejajar dengan lantai. Dengan menjaga postur ini selama berjalan, Anda bisa bernapas lebih leluasa sebab tulang punggung Anda tetap lurus sehingga tidak menekan diafragma. Jangan berjalan sambil menunduk atau membungkuk sebab postur tubuh yang buruk lambat laun membuat punggung terasa nyeri, leher kaku, dan bahkan muncul keluhan lain yang lebih serius
2. Gunakan otot betis, paha belakang, dan kuadrisep agar Anda bisa berjalan dengan baik. Gerakan berjalan yang efektif melibatkan hampir semua otot tungkai, bukan hanya satu. Visualisasikan bahwa saat ini Anda sedang berjalan. Langkahkan kaki kanan ke depan dengan meletakkan tumit di lantai lalu gunakan otot paha belakang dan kuadrisep kaki kiri untuk menggerakkan tubuh ke depan sampai Anda bisa memindahkan tumit kiri ke depan. Biasakan melangkah dengan gerakan menggulung telapak kaki, yaitu mengangkat telapak kaki dimulai dari tumit sampai ke jari-jari kaki dengan arah lurus ke depan. Cara ini akan mengaktifkan otot betis sehingga telapak kaki membentuk sudut yang tepat saat terangkat dari lantai setiap kali Anda melangkah.
3. Tariklah kedua bahu sedikit ke belakang, tetapi biarkan tetap rileks. Saat berjalan, Anda akan lebih banyak mengandalkan otot kaki dan otot perut. Walau demikian, Anda harus tetap memperhatikan postur tubuh atas. Menarik bahu sedikit ke belakang dalam kondisi rileks akan banyak manfaatnya. Postur ini menjaga tubuh Anda agar tetap kuat dan stabil saat Anda meluruskan punggung dari leher sampai pinggul. Melakukan postur ini sambil menegakkan punggung dan mengangkat dagu akan mencegah ketegangan di punggung dan menghindari terjadinya cedera. Selain itu, cara ini membantu Anda membentuk kebiasaan berjalan yang baik sehingga tubuh Anda tidak bungkuk yang cenderung menimbulkan nyeri dan ketegangan bahu. Terakhir, dengan menarik bahu sedikit ke belakang, penampilan Anda akan lebih baik karena postur ini menunjukkan kepercayaan diri dan kekuatan. Walaupun terkesan sepele, hal ini sangatlah penting
4. Ayunkan lengan selama Anda berjalan. Mengayunkan lengan adalah hal biasa bagi banyak orang. Biarkan kedua lengan tergantung ke bawah secara alami. Saat mulai berjalan, lengan Anda akan berayun sedikit. Semakin cepat Anda berjalan, semakin lebar ayunannya. Mengayunkan lengan adalah sesuatu yang alami ketika Anda berjalan. Penelitian membuktikan bahwa cara ini bisa meningkatkan efisiensi dari setiap langkah Anda. Berjalan sambil mengayunkan lengan membantu Anda melangkah lebih lebar dengan energi metabolik yang sama besarnya seperti jika Anda tidak mengayunkan lengan.[3] Jadi, jangan takut mengayunkan lengan saat berjalan. Jangan khawatir, Anda tidak akan terlihat seperti pendekar. Jika cuaca tidak terlalu dingin, jangan masukkan tangan ke dalam saku agar Anda bisa mengayunkan lengan. Dengan demikian, Anda akan memperoleh manfaatnya, yaitu berjalan lebih cepat dan lebih jauh.
Berjalan yang benar                                 Berjalan yang salah
2.9.1 Cara Mengangkat beban
1.    Pemanasan : Sama halnya seperti olahraga yang mengharuskan pelakunya untuk pemanasan supaya terhindar dari cedera. Kemudian, jaga bagian kaki dalam posisi lebar atau terbuka. Tujuannya agar dapat menopang tubuh Anda saat mulai mengangkat barang. Posisi kaki harus kuat, sama halnya seperti posisi kuda-kuda dalam olahraga karate.
2.    Jongkokan badan ke bawah, pastikan Anda membengkokan bagian pinggul dan lutut. Lipat satu kaki di depan dan lipat satu kaki lainnya di lantai, posisi ini biasa disebut half kneeling. Kondisikan posisi badan Anda agar selalu tegak karena dapat meluruskan tulang belakang. Angkat barang secara perlahan sambil meluruskan lutut dan pinggul Anda. Ketika mengangkat barang hindari gerakan memutar.
3.    Angkat barang agar tetap dekat dengan bagian perut. Ketika mengganti arah, putar bagian pinggul terlebih dahulu kemudian bahu. Saat menurunkan badan jongkokan badan secara perlahan diikuti dengan bengkokan lutut dan pinggul.
4.    Jangan gunakan pinggang Anda untuk mengangkat dan menurunkan barang. Sebagian besar cedera dikarenakan melakukan posisi membungkuk ketika mengambil barang. Posisi membungkuk dapat memberikan tekanan pada pinggang bagian bawah.
BAB 3
ROLE PLAY
Dokter: Sahirul
Nurse: Aida Yudia
            Qurrotul A’yun
Helper: Urip Hidayatullah
              Imam Bukhori
Pasien: Maftubatul Hasanah
Wali pasien: Syahrisal Yulianto
                     Faizatul Camalia
Petugas Rontgen: Lukman Haris
                             Ummu Kulsum
Narator: Nur Laili Alfin
Peralatan: Beberapa kardus, matras,

Pagi yang cerah kala itu, hiruk pikuk dunia kalah dengan merdunya kicauan burung. Seorang helper siap bekerja seperti biasanya dibebuah rumah sakit kota. Panggil saja ia Urip. Ia bekerja sekitar 20 tahun di rumah sakit itu. Setiap pagi ia bekerja tanpa kenal lelah. Mengangkat barang kesana dan kesini sudah biasa ia lakukan. Suatu saat, ketika sedang mengangkat sebuah kardus yang berukuran sedang, anehnya, ia mengalami kesakitan dibagian pinggang. Ia membiarkan sakit itu, tidak begitu menghiraukan. Disaat lainnya, ia akan mengangkat sebuah kardus ukuran sedang yang tidak begitu berat. Namun, sakit pinggangnya menjadi-jadi. Imam, teman Urip yang juga helper merasa kebingungan dengan sikap Urip yang tidak seperti biasanya.
Imam : “Kenapa pak Urip?”
Urip : “Pinggang saya sakit sekali mas. Kenapa ya?”
Imam : “Sudah dari kapan pak?”
Urip : “Sudah beberapa hari. Saya pikir karena kecapek-an. Tapi saya sudah mengurangi aktivitas saya akhir-akhir ini dan sakitnya tetap saja. Malah bertambah sakit.”
Imam: : “Lebih baik bapak periksakan saja. Ayo ak saya antarkan.”
Imam membawa Urip ke IGD. Tidak seperti biasanya, IGD hari ini tidak seramai hari-hari lainnya, ada beberapa bed yang masih kosong. Imam mengantarkan Urip ke bed yang berada di pojok ruangan. Tak lama kemudian, Perawat datang menghampiri Urip dan Imam, sedikit heran dengan keadaan Urip yang duduk di bed IGD.
Perawat A’yun: “Loh, Bapak Urip sama mas Imam kenapa ada disini?”
Imam: “Nurse, ini pak Urip sakit.”
Tidak lama kemudian, datanglah dokter yang sedang bertugas.
Sahirul: “Ada apa ini nurse? Kenapa Pak Urip dan mas Imam disini?”
Perawat A’yun: “Ini dok, kata mas Imam, pak Urip sedang sakit.”
Sahirul: “Sakit apa Pak?”
Urip: “Nyeri di pinggang Dok.”
Dokter Sahirul mengamati lekat-lekat keadaan pasien. Tidak butuh waktu yang lama untuk mengetahui keadaan pasien.
Sahirul : “Sepertinya nyeri dibagian pinggang bapak dikarenakan sering mengangkat benda berat dengan cara yang salah. Tapi untuk memvalidasinya, lebih baik bapak melakukan pemeriksaan penunjang rontgen. Nurse, antarkan pak Urip ke ruang radiologi.”
Perawat A’yun: “Baik dok. Mari pak, ikut saya.”
Perawat A’yun mengantar bapak Urip ke ruang rontgen. Ruangan itu terlihat sepi. Perawat A’yun mengantarkan bapak Urip ke petugas rontgen.
Perawat A’yun: “Mba mas, tolong bapak Urip di rontgen.”
Ummu: “Loh, bapak Urip sakit apa?”
Perawat A’yun: “Nyeri dipinggang mba, kata dokter ada kemungkinan dikarenakan sering mengangkat benda berat dengan cara yang salah. Tapi untuk memvalidasi, lebih baik menggunakan pemeriksaan penunjang dulu.”
Ummu: “Oalah, yasudah pak, ayo ikut saya. Lukman, ayo.”
Beberapa menit berlalu, Ummu, Lukman dan Urip keluar.
Lukman: “Nurse, hasilnya keluar nanti siang jam 12. Bagaimana? Apa mau ditungg?”
Perawat A’yun: “Saya tidak bisa meninggalkan IGD terlalu lama.”
Urip: “Biar saya tunggu saja Nurse, Nurse bisa kembali bekerja.”
Perawat A’yun: “Baik Pak. Saya kembali dulu.”
Setelah beberapa jam berlalu, hasil rontgen akhirnya keluar.
Lukman: “Bapak ini hasilnya, Mungkin bisa diberikan ke dokter yang bersangkutan.”
Bapak Urippun pergi meninggalkan ruang radiologi. Ia mencari keberadaan dokter Sahirul yang tadi memeriksanya. Beberapa lama bapak Urip mencari akhirnya membuahkan hasil. Dokter Sahirul yang ia cari berhasil ditemukan. Ia berlari menghampri dokter Sahirul dan memberikan hasil rontgen.
Urip: “Bagaimana hasil rontgen saya pak?”
Dokter Sahirul : “benar kata saya Pak. Bapak Nyeri bapak dikarenakan seing mengangkat beban berat dengan cara yang salah.”
Urip: “Memangnya mengangkat beban yang benar seperti apa Dok?”
Dokter Sahirul: “Nurse, kesini.”
(Kebetulan saat itu Nurse A’yun lewat.)
Perawat A’yun: “Iya dok, ada apa?”
Dokter Sahirul: “Tolong ajarkan bapak Urip cara mengangkat beban berat yang benar. Bapak Urip saya ada kerja lain. Jadi selanjutnya silahkan tanyakan pada Nurse A’yun.”
Urip: “Baik dok, terimakasih.”
Nurse A’yun: “Mari pak, ikut saya.”
Nurse A’yun dan Urip berjalan menuju Nurse station. Disana Urip diajarkan bagaimana cara mengangkat beban yang berat.
Nurse A’yun: “Begini pak, jika bapak ingin mengangkat beban berat, bapak harus jongkok dulu, lalu meletakkan beban di salah satu paha bapak, kemudian angkat. Jangan dalam keadaan beridir, langsung diangkat. Begitu pak.”
Urip: “Kok ribet sekali nurse.”
Nurse A’yun: “Iya pak. Agar tidak ada kecelakaan kerja. Jangankan untuk mengangkat beban berat seperti bapak, untuk duduk saja ada aturannya.”
Urip: “Duduk ada aturannya nurse?”
Nurse A’yun: “Kebetulan saya punya video tentang ergonomi, apa bapak mau melihat?”
Urip: “Iya Nurse (Melihat Video) ternyata posisi seperti ini saja bisa berpengaruh fatal terhadap kesehatan ya Nurse.”
Nurse A’yun: “Iya abapak.”
Urip: “Baiklah Nurse terimakasih.”
Nurse A’yun: “Iya sama-sama Pak. Saya kembali dulu ke igd ya bapak.”
Urip: “Iya Nurse.”
Malam itu sangat dingin, tetapi perawat Rora tetap bersemangat untuk memenuhi kewajibannya sebagai perawat untuk melakukan pergantian shif. Baru tibanya di rumah sakit, ia sedikit berkeliling untuk memeriksa ruangan. Perawat rora sedikit terkejut ketika melihat salah satu pasiennya yang tidur dengan posisi telungkup. Perawat rora melihat id brandnya, kemudia ia mencocokkan dengan data yang ia bawa. Karena ada wali pasien yang berjaga, dan untuk menghindari kesalahan, perawat Rora juga menanyakan identitas pasien kepada walinya.
Perawat Rora: “Ibu dan bapak apakah wali dari pasien ini?”
Faiz dan Risal: “Benar Nurse.”
Perawat Rora: “Dengan nama, Maftubatul, Umur 19 tahun. Sakit asma. Benar ibu?”
Risal: “Benar Nurse.”
Perawat Rora: “Ibu, untuk pasien seperti ini jangan dibiarkan tidur dengan keadaan telungkup ibu, posisi yang telungkup akan membuat dia sesak napas sementara. Begitupun dengan kondisi telentang, posisi telentang membuat  mulut cenderung terbuka karena rahang berada dalam kondisi rileks. Miring kiripun tidak diperkenankan sebab jantung tertekan oleh paru-paru sebelah kanan yang ukurannya lebih besar dari pada paru sebelah kiri. Jadi posisi yang baik adalah miring ke kiri ibu.”
Faiz: “Jadi seperti itu Nurse, baik Nurse, terimakasih informasinya. Ayo dibetulkan posisi tidur anak saya Nurse.”
Perawat Rora: “Iya ibu, ayo.”
Faiz: “Terimakasih Nurse.”
Perawat Rora: “Iya ibu, sama-sama. Saya izin dulu.”





BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya
4.2 Saran
Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi.



DAFTAR PUSTAKA
http://what-when-how.com/nursing/body-mechanics-and-positioning-client-care-nursing-part-1/
http://health.liputan6.com/read/2879410/salah-posisi-saat-angkat-barang-berpotensi-sakit-pinggang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar