UPAYA
MEMPERTAHANKAN ERGONOMI PADA POSISI BERBARING, DUDUK, BERDIRI, DAN BERJALAN.
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)
Pengampu: Rahmad
Wahyudi, S.Kep., Ns.,MAP.,M.Kep
Disusun
Oleh:
Anggota Kelompok 4
Aida Yudia (16142010005)
Faizatul Camalia (16142010013)
Imam Bukhori H (16142010017)
Luknan Haris (16142010018)
Maftubatul Hasanah (16142010020)
Qurrotul A’yun (16142010030)
Sahirol (16142010036)
Syahrisal Yulianto (16142010039)
Ummu Kulsum (16142010041)
Urip Hidayatullah (16142010042)
Nur Laili Alfin (16142010134)
PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN NGUDIA HUSADA MADURA
2017
Kata
Pengantar
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami yang telah memberikan kesehatan jasmani da rohani
sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas
Makalah Upaya
Mempertahankan Ergonomik Pada Posisi Berbaring, Duduk, Berdiri, dan Berjalan ini
dengan lancar. Sholawat serta salam
tak lupa kami curahkan kehadirat
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam
yang penuh rahmat ini.
Makalah ini untuk memenuhi tugas kami serta bertujuan
untuk membantu kami dalam memahami materi juga dalam rangka memperluas wawasan
dan intelektualitas kami serta pembacanya. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, petunjuk, saran serta dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini banyak mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Rahmad Wahyudi, S.Kep., Ns.,MAP.,M.Kep selaku yang telah
memberikan kepercayaan pada penulis untuk menyusun makalah ini.
2. Keluarga yang telah memberikan bantuan, saran, serta
dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
3. Rekan-rekan yang selalu memberikan suport dan masukan
selama pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan. Untuk itu, adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan dari kesempurnaan penulis dimasa depan.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat ataupun inspirasi untuk para
pembaca dan dapat menjadi tambahan ilmu serta pedoman untuk
melakukan penelitian yang lebih luas.
Bangkalan, 25 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................
1.4 Manfaat....................................................................................................
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ergonomi....................................................................................
2.2 Tujuan Ergonomi......................................................................................
2.3 Ruang Lingkup Ergonomi........................................................................
2.4 Manfaat Ergonomi...................................................................................
2.5 Sikap Berbaring........................................................................................
2.6 Sikap Duduk............................................................................................
2.7 Sikap Berdiri............................................................................................
2.8 Sikap Berjalan..........................................................................................
BAB 3 ROLE PLAY................................................................................................
BAB
4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................................
4.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan
pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah
satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk
berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila
kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal
ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara
lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan
dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara
penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini
dikenal sebagai pendekatan ergonomic.
Dalam
dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu
Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja
merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi
dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai
subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja
mengesampingkan aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat
merugikan para pekerja itu sendiri.
Pada
umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan ekonomi.
Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru
sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan,
sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic
secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan
Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan
penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-kegiatannya
baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima
ergonomic dan penerapannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud ergonomi?
2. Apa tujuan ergonomi?
3. Apa saja ruang lingkup ergonomi?
4. Apa saja manfaat ergonomi?
5. Bagaimana sikap tubuh dalam bekerja?
6. Bagaimana sikap berbaring?
7. Bagaimana sikap duduk?
8. Bagaimana sikap berdiri?
9. Bagaimana sikap berjalan?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Ergonomi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi ergonomi
2. Mengetahui tujuan ergonomi
3. Mengetahui ruang lingkup ergonomi
4. Mengetahui manfaat ergonomi
5. Mengetahui sikap tubuh dalam bekerja
6. Mengetahui sikap berbaring
7. Mengetahui sikap duduk
8. Mengetahui sikap berdiri
9. Mengetahui sikap berjalan
1.4 Manfaat
1.
Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai masalah ergonomi ditempat kerja.
2. Sebagai
sarana informasi bagi pekerja dan perusahaan untuk lebih memperhatikan tentang masalah
ergonomi ditempat kerja.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang
penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang
atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang
setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor manusia seoptimal-optimalnya.
(Dr. Suma’mur P.K, M.Sc : 1989 hal 1 ). Ergonomi adalah komponen kegiatan
dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan
terhadap tenaga kerja secara timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan
kerja.
Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara
kerja duduk di lantai dengan bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan
menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi, menambah penerangan, mengadakan ruang
makan, mengorganisasi waktu istirahat, menyelenggarakan pertandingan olahraga,
dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-keluhan tenaga kerja berkurang dan
produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-masalah ketenagakerjaan. Dengan
begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari pemasaran.
Ergonomi mempelajari perilaku
manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia. Sasaran penelitian ergonomi
ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah
satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan.
Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu
definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to
the worker”. Ergonomi juga bertujuan sebagai ilmu terapan biologi manusia
dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar
mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya. (ILO)
2.2 Tujuan Ergonomi
Pelaksanaan dan penerapan
ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada tingkat
individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system
serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
Adapun tujuan
penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban
kerja tambahan(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan
meningkatkan kepuasan kerja
2. Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas
kontak sesame pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system
kebersamaan dalam tempat kerja.
3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik,
ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan
meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
2.3 Ruang Lingkup Ergonomi
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
1. Tehnik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
5. Sosiologi
6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan
aktifitas otot
7. Desain, dll
2.4 Manfaat Ergonomi
1. Menurunnya
angka kesakitan akibat kerja.
2. Menurunnya
kecelakaan kerja.
3. Biaya
pengobatan dan kompensasi berkurang.
4. Stress
akibat kerja berkurang.
5. Produktivitas
membaik.
6. Alur
kerja bertambah baik.
7. Rasa
aman karena bebas dari gangguan cedera.
8. Kepuasan
kerja meningkat
2.5 Sikap Berbaring
Posisi klien penting telentang (dorsal RACKBIKE — tergeletak di
belakang), rawan (berbaring pada perut), Sims' (semi-rawan-berbaring di samping
[biasanya kiri] — dengan atas lutut tertekuk), Fowler di (tergeletak di belakang,
dengan kepala tinggi), lutut-dada atau genupectoral (berbaring di lutut, dengan
dada beristirahat di tempat tidur), dorsal lithotomy (tergeletak di belakang,
dengan kaki di sanggurdi), dan lateral (berbaring di samping). Posisi telentang
dapat dimodifikasi dengan menekuk lutut dan menempatkan kaki datar di tempat
tidur. Trendelenburg's (posisi kepala-down — berbaring dengan kepala lebih rendah dari kaki)-digunakan untuk
mengobati sengatan, dengan mempromosikan aliran darah ke otak. Posisi ini juga
digunakan untuk beberapa bagian dari postural drainase, untuk membantu
mengeringkan sekresi dari segmen paru-paru. Posisi terbalik Trendelenburg dapat
digunakan untuk meningkatkan tabung pakan dan sebagai prosedur darurat untuk
membantu menghentikan pendarahan di cedera kepala (Lihat bab 43). Dua lainnya,
kurang posisi umum digunakan adalah posisi berdiri diubah (berdiri sementara
membungkuk ke depan), dan posisi yang digunakan untuk pungsi lumbal.
Posisi Tidur yang benar Posisi tidur yang salah
2.6 Sikap Duduk
Tulang punggung merupakan bagian tubuh yang
memiliki peranan sangat besar dalam menjaga kestabilan tubuh. sebagian besar
aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dalam posisi duduk, sehingga penting
untuk mengetahui posisi tubuh saat duduk yang benar untuk menjaga kesehatan
tulang punggung
Posisi Duduk
Yang Benar :
1. Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu ke belakang. Paha menempel di
dudukan
kursi dan bokong harus menyentuh bagian belakang kursi. Tulang punggung
memiliki bentuk yang sedikit melengkung ke depan pada bagian punggung, sehingga
dapat diletakkan bantal untuk menyangga kelengkungan tulang punggung tersebut.
2. Pusatkan beban tubuh pada satu titik agar seimbang. Usahakan jangan sampai
membungkuk. Jika diperlukan, kursi dapat ditarik mendekati meja agar posisi
duduk tidak membungkuk.
3. Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut hingga
sejajar dengan pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki.
4. Jika dudukan kursinya terlalu tinggi, penggunaan pengganjal kaki juga membantu
menyalurkan beban dari tungkai.
5. Jika ingin menulis tanpa meja, gunakanlah pijakan di bawah kaki namun
posisi kaki tetap sejajar dengan lantai. Akan tetapi hal ini sebaiknya tidak dilakukan
terlalu lama karena akan membuat tulang ekor menahan sebagian beban yang
berasal dari paha.
6. Usahakanlah istirahat setiap 2 jam sekali dengan cara berdiri,
peregangan sesaat, atau berjalan-jalan di sekitar ruangan untuk mengembalikan kesegaran
tubuh agar dapat tetap berkonsentrasi dalam belajar
7. Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk mengistirahatkan
lengan dan siku. Jika diperlukan, dapat menggunakan sandaran tangan untuk
membantu mengurangi beban pada bahu dan leher anda agar tidak mudah lelah.
8. Jika ingin mengambil sesuatu yang berada disamping atau di belakang, jangan
memuntir punggung. Putarlah keseluruhan tubuh sebagai satu kesatuan.
Posidi duduk yang benar Posisi
duduk yang salah
2.7 Sikap Berdiri
Ketika mengangkat, berjalan, atau
melakukan kegiatan tubuh, keselarasan tubuh yang tepat penting untuk menjaga
keseimbangan. Ketika tubuh seseorang di alignment yang benar, Semua otot
bekerja sama untuk gerakan paling aman dan paling efisien, tanpa ketegangan
otot. Peregangan tubuh setinggi mungkin menghasilkan keselarasan. Ini dapat
dicapai melalui tepat postur (Lihat rajah 48-2). Ketika berdiri, berat badan
sedikit ke depan dan didukung di bagian luar kaki. Sekali lagi, kepala tegak,
punggung lurus, dan perut terselip in. (ingat bahwa klien tempat tidur harus di
sekitar posisi yang sama sebagai jika dia berdiri [Gbr 48-3].)
2.9 Sikap Berjalan
Berjalan kaki adalah salah satu latihan fisik
benturan ringan yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain bisa memperbaiki suasana
hati, berjalan kaki juga membantu mengatasi depresi. Penelitian
menunjukkan bahwa tingkat obesitas di negara-negara yang penduduknya biasa
berjalan kaki lebih rendah daripada negara-negara yang penduduknya mengandalkan
mobil sebagai sarana transportasi.
Cara berjalan yang baik adalah:
1. Biasakan
berjalan dengan tubuh yang tegak. Walaupun setiap orang memiliki cara berjalan
yang unik, ada sikap tertentu yang banyak orang lakukan saat berjalan, terutama
dalam hal postur tubuh. Biasakan berjalan dengan punggung tegak dan mengangkat
dagu agar sejajar dengan lantai. Dengan menjaga postur ini selama berjalan,
Anda bisa bernapas lebih leluasa sebab tulang punggung Anda tetap lurus
sehingga tidak menekan diafragma. Jangan berjalan sambil menunduk atau
membungkuk sebab postur tubuh yang buruk lambat laun membuat punggung terasa
nyeri, leher kaku, dan bahkan muncul keluhan lain yang lebih serius
2. Gunakan otot betis, paha
belakang, dan kuadrisep agar Anda bisa berjalan dengan baik. Gerakan berjalan
yang efektif melibatkan hampir semua otot tungkai, bukan hanya satu.
Visualisasikan bahwa saat ini Anda sedang berjalan. Langkahkan kaki kanan ke
depan dengan meletakkan tumit di lantai lalu gunakan otot paha belakang dan
kuadrisep kaki kiri untuk menggerakkan tubuh ke depan sampai Anda bisa
memindahkan tumit kiri ke depan. Biasakan melangkah dengan gerakan menggulung
telapak kaki, yaitu mengangkat telapak kaki dimulai dari tumit sampai ke
jari-jari kaki dengan arah lurus ke depan. Cara ini akan mengaktifkan otot
betis sehingga telapak kaki membentuk sudut yang tepat saat terangkat dari
lantai setiap kali Anda melangkah.
3. Tariklah kedua bahu sedikit ke
belakang, tetapi biarkan tetap rileks. Saat berjalan, Anda akan lebih banyak
mengandalkan otot kaki dan otot perut. Walau demikian, Anda harus tetap
memperhatikan postur tubuh atas. Menarik bahu sedikit ke belakang dalam kondisi
rileks akan banyak manfaatnya. Postur ini menjaga tubuh Anda agar tetap kuat
dan stabil saat Anda meluruskan punggung dari leher sampai pinggul. Melakukan
postur ini sambil menegakkan punggung dan mengangkat dagu akan mencegah
ketegangan di punggung dan menghindari terjadinya cedera. Selain itu, cara ini
membantu Anda membentuk kebiasaan berjalan yang baik sehingga tubuh Anda tidak
bungkuk yang cenderung menimbulkan nyeri dan ketegangan bahu. Terakhir, dengan
menarik bahu sedikit ke belakang, penampilan Anda akan lebih baik karena postur
ini menunjukkan kepercayaan diri dan kekuatan. Walaupun terkesan sepele, hal
ini sangatlah penting
4. Ayunkan lengan selama Anda berjalan.
Mengayunkan lengan adalah hal biasa bagi banyak orang. Biarkan kedua lengan
tergantung ke bawah secara alami. Saat mulai berjalan, lengan Anda akan berayun
sedikit. Semakin cepat Anda berjalan, semakin lebar ayunannya. Mengayunkan
lengan adalah sesuatu yang alami ketika Anda berjalan. Penelitian membuktikan
bahwa cara ini bisa meningkatkan efisiensi dari setiap langkah Anda. Berjalan
sambil mengayunkan lengan membantu Anda melangkah lebih lebar dengan energi
metabolik yang sama besarnya seperti jika Anda tidak mengayunkan lengan.[3]
Jadi, jangan takut mengayunkan lengan saat berjalan. Jangan khawatir, Anda
tidak akan terlihat seperti pendekar. Jika cuaca tidak terlalu dingin, jangan
masukkan tangan ke dalam saku agar Anda bisa mengayunkan lengan. Dengan
demikian, Anda akan memperoleh manfaatnya, yaitu berjalan lebih cepat dan lebih
jauh.
Berjalan yang benar Berjalan yang
salah
2.9.1 Cara Mengangkat beban
1.
Pemanasan : Sama halnya
seperti olahraga yang mengharuskan pelakunya untuk pemanasan supaya terhindar
dari cedera. Kemudian, jaga bagian kaki dalam posisi lebar atau terbuka.
Tujuannya agar dapat menopang tubuh Anda saat mulai mengangkat barang. Posisi
kaki harus kuat, sama halnya seperti posisi kuda-kuda dalam olahraga karate.
2.
Jongkokan badan ke
bawah, pastikan Anda membengkokan bagian pinggul dan lutut. Lipat satu kaki di
depan dan lipat satu kaki lainnya di lantai, posisi ini biasa disebut
half kneeling. Kondisikan posisi badan Anda agar selalu tegak karena dapat
meluruskan tulang belakang. Angkat barang secara perlahan sambil meluruskan
lutut dan pinggul Anda. Ketika mengangkat barang hindari gerakan memutar.
3.
Angkat barang agar
tetap dekat dengan bagian perut. Ketika mengganti arah, putar bagian pinggul
terlebih dahulu kemudian bahu. Saat menurunkan badan jongkokan badan secara
perlahan diikuti dengan bengkokan lutut dan pinggul.
4.
Jangan gunakan pinggang
Anda untuk mengangkat dan menurunkan barang. Sebagian besar cedera dikarenakan
melakukan posisi membungkuk ketika mengambil barang. Posisi membungkuk dapat
memberikan tekanan pada pinggang bagian bawah.
BAB 3
ROLE PLAY
Dokter: Sahirul
Nurse: Aida Yudia
Qurrotul A’yun
Helper: Urip Hidayatullah
Imam Bukhori
Pasien: Maftubatul Hasanah
Wali pasien: Syahrisal Yulianto
Faizatul
Camalia
Petugas Rontgen: Lukman Haris
Ummu Kulsum
Narator: Nur Laili Alfin
Peralatan: Beberapa kardus,
matras,
Pagi
yang cerah kala itu, hiruk pikuk dunia kalah dengan merdunya kicauan burung.
Seorang helper siap bekerja seperti biasanya dibebuah rumah sakit kota. Panggil
saja ia Urip. Ia bekerja sekitar 20 tahun di rumah sakit itu. Setiap pagi ia
bekerja tanpa kenal lelah. Mengangkat barang kesana dan kesini sudah biasa ia
lakukan. Suatu saat, ketika sedang mengangkat sebuah kardus yang berukuran
sedang, anehnya, ia mengalami kesakitan dibagian pinggang. Ia membiarkan sakit
itu, tidak begitu menghiraukan. Disaat lainnya, ia akan mengangkat sebuah
kardus ukuran sedang yang tidak begitu berat. Namun, sakit pinggangnya
menjadi-jadi. Imam, teman Urip yang juga helper merasa kebingungan dengan sikap
Urip yang tidak seperti biasanya.
Imam : “Kenapa pak Urip?”
Urip : “Pinggang saya sakit
sekali mas. Kenapa ya?”
Imam : “Sudah dari kapan pak?”
Urip : “Sudah beberapa hari.
Saya pikir karena kecapek-an. Tapi saya sudah mengurangi aktivitas saya
akhir-akhir ini dan sakitnya tetap saja. Malah bertambah sakit.”
Imam: : “Lebih baik bapak
periksakan saja. Ayo ak saya antarkan.”
Imam
membawa Urip ke IGD. Tidak seperti biasanya, IGD hari ini tidak seramai
hari-hari lainnya, ada beberapa bed yang masih kosong. Imam mengantarkan Urip
ke bed yang berada di pojok ruangan. Tak lama kemudian, Perawat datang
menghampiri Urip dan Imam, sedikit heran dengan keadaan Urip yang duduk di bed
IGD.
Perawat A’yun: “Loh, Bapak Urip
sama mas Imam kenapa ada disini?”
Imam: “Nurse, ini pak Urip
sakit.”
Tidak lama kemudian, datanglah
dokter yang sedang bertugas.
Sahirul: “Ada apa ini nurse?
Kenapa Pak Urip dan mas Imam disini?”
Perawat A’yun: “Ini dok, kata
mas Imam, pak Urip sedang sakit.”
Sahirul: “Sakit apa Pak?”
Urip: “Nyeri di pinggang Dok.”
Dokter Sahirul mengamati
lekat-lekat keadaan pasien. Tidak butuh waktu yang lama untuk mengetahui
keadaan pasien.
Sahirul : “Sepertinya nyeri
dibagian pinggang bapak dikarenakan sering mengangkat benda berat dengan cara
yang salah. Tapi untuk memvalidasinya, lebih baik bapak melakukan pemeriksaan
penunjang rontgen. Nurse, antarkan pak Urip ke ruang radiologi.”
Perawat A’yun: “Baik dok. Mari
pak, ikut saya.”
Perawat A’yun mengantar bapak
Urip ke ruang rontgen. Ruangan itu terlihat sepi. Perawat A’yun mengantarkan
bapak Urip ke petugas rontgen.
Perawat A’yun: “Mba mas, tolong
bapak Urip di rontgen.”
Ummu: “Loh, bapak Urip sakit
apa?”
Perawat A’yun: “Nyeri
dipinggang mba, kata dokter ada kemungkinan dikarenakan sering mengangkat benda
berat dengan cara yang salah. Tapi untuk memvalidasi, lebih baik menggunakan
pemeriksaan penunjang dulu.”
Ummu: “Oalah, yasudah pak, ayo
ikut saya. Lukman, ayo.”
Beberapa menit berlalu, Ummu,
Lukman dan Urip keluar.
Lukman: “Nurse, hasilnya keluar
nanti siang jam 12. Bagaimana? Apa mau ditungg?”
Perawat A’yun: “Saya tidak bisa
meninggalkan IGD terlalu lama.”
Urip: “Biar saya tunggu saja
Nurse, Nurse bisa kembali bekerja.”
Perawat A’yun: “Baik Pak. Saya
kembali dulu.”
Setelah beberapa jam berlalu,
hasil rontgen akhirnya keluar.
Lukman: “Bapak ini hasilnya,
Mungkin bisa diberikan ke dokter yang bersangkutan.”
Bapak Urippun pergi
meninggalkan ruang radiologi. Ia mencari keberadaan dokter Sahirul yang tadi
memeriksanya. Beberapa lama bapak Urip mencari akhirnya membuahkan hasil.
Dokter Sahirul yang ia cari berhasil ditemukan. Ia berlari menghampri dokter
Sahirul dan memberikan hasil rontgen.
Urip: “Bagaimana hasil rontgen
saya pak?”
Dokter Sahirul : “benar kata
saya Pak. Bapak Nyeri bapak dikarenakan seing mengangkat beban berat dengan
cara yang salah.”
Urip: “Memangnya mengangkat
beban yang benar seperti apa Dok?”
Dokter Sahirul: “Nurse, kesini.”
(Kebetulan saat itu Nurse A’yun
lewat.)
Perawat A’yun: “Iya dok, ada
apa?”
Dokter Sahirul: “Tolong ajarkan
bapak Urip cara mengangkat beban berat yang benar. Bapak Urip saya ada kerja
lain. Jadi selanjutnya silahkan tanyakan pada Nurse A’yun.”
Urip: “Baik dok, terimakasih.”
Nurse A’yun: “Mari pak, ikut
saya.”
Nurse A’yun dan Urip berjalan
menuju Nurse station. Disana Urip diajarkan bagaimana cara mengangkat beban
yang berat.
Nurse A’yun: “Begini pak, jika
bapak ingin mengangkat beban berat, bapak harus jongkok dulu, lalu meletakkan
beban di salah satu paha bapak, kemudian angkat. Jangan dalam keadaan beridir,
langsung diangkat. Begitu pak.”
Urip: “Kok ribet sekali nurse.”
Nurse A’yun: “Iya pak. Agar tidak
ada kecelakaan kerja. Jangankan untuk mengangkat beban berat seperti bapak,
untuk duduk saja ada aturannya.”
Urip: “Duduk ada aturannya
nurse?”
Nurse A’yun: “Kebetulan saya
punya video tentang ergonomi, apa bapak mau melihat?”
Urip: “Iya Nurse (Melihat
Video) ternyata posisi seperti ini saja bisa berpengaruh fatal terhadap
kesehatan ya Nurse.”
Nurse A’yun: “Iya abapak.”
Urip: “Baiklah Nurse
terimakasih.”
Nurse A’yun: “Iya sama-sama
Pak. Saya kembali dulu ke igd ya bapak.”
Urip: “Iya Nurse.”
Malam itu sangat dingin, tetapi
perawat Rora tetap bersemangat untuk memenuhi kewajibannya sebagai perawat
untuk melakukan pergantian shif. Baru tibanya di rumah sakit, ia sedikit
berkeliling untuk memeriksa ruangan. Perawat rora sedikit terkejut ketika
melihat salah satu pasiennya yang tidur dengan posisi telungkup. Perawat rora
melihat id brandnya, kemudia ia mencocokkan dengan data yang ia bawa. Karena
ada wali pasien yang berjaga, dan untuk menghindari kesalahan, perawat Rora
juga menanyakan identitas pasien kepada walinya.
Perawat Rora: “Ibu dan bapak
apakah wali dari pasien ini?”
Faiz dan Risal: “Benar Nurse.”
Perawat Rora: “Dengan nama,
Maftubatul, Umur 19 tahun. Sakit asma. Benar ibu?”
Risal: “Benar Nurse.”
Perawat Rora: “Ibu, untuk
pasien seperti ini jangan dibiarkan tidur dengan keadaan telungkup ibu, posisi
yang telungkup akan membuat dia sesak napas sementara. Begitupun dengan kondisi
telentang, posisi telentang membuat
mulut cenderung terbuka karena rahang berada dalam kondisi rileks.
Miring kiripun tidak diperkenankan sebab jantung tertekan oleh paru-paru
sebelah kanan yang ukurannya lebih besar dari pada paru sebelah kiri. Jadi
posisi yang baik adalah miring ke kiri ibu.”
Faiz: “Jadi seperti itu Nurse,
baik Nurse, terimakasih informasinya. Ayo dibetulkan posisi tidur anak saya
Nurse.”
Perawat Rora: “Iya ibu, ayo.”
Faiz: “Terimakasih Nurse.”
Perawat Rora: “Iya ibu,
sama-sama. Saya izin dulu.”
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penerapan
Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua
pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang
bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan,
petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas
program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya
4.2 Saran
Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki
performansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy,
keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta
mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin
ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta
meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human
errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya
mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator/pekerja) dengan
tugas-tugas yang manusiawi.
DAFTAR PUSTAKA
http://what-when-how.com/nursing/body-mechanics-and-positioning-client-care-nursing-part-1/
http://health.liputan6.com/read/2879410/salah-posisi-saat-angkat-barang-berpotensi-sakit-pinggang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar